Jalan Tol Trans Sumatera dilengkapi 25 rest area dengan 1.211 tenant
JAKARTA, IKNTODAY.COM - Jalan Tol Trans Sumatera telah mengoperasikan 21 rest area permanent & 4 (empat) rest area temporary.
Rest area Jalan Tol Trans Sumatera ini menyediakan 1.211 tenant. Sampai saat ini telah disewakan 739 tenant, dan 80 persen diantaranya diisi oleh UMKM.
Sementara sisanya, 472 tenant masih kosong. Bagi anda yang berminat membuka usaha dan bisnis di rest area tol trans Sumatera, ini adalah waktu yang tepat.
Khusus tenant Usaha UMKM, diterapkan sistem sewa terjangkau serta pelatihan berkala yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kapasitas keterampilan masyarakat setempat dan pengusaha lokal.
“Ini dilakukan untuk memberikan peluang kepada masyarakat sekitar tol untuk mengembangkan usahanya dan juga meningkatkan perekonomian daerah, dimana sesuai dengan regulasi, setiap rest area wajib menyediakan minimal 30% tenant khusus untuk pengembangan UMKM,” ujar Koentjoro, Direktur Operasi III Hutama Karya dalam keterangan resminya.
Hutama Karya memastikan ruang untuk UMKM disewakan jauh lebih rendah dibandingkan dengan harga sewa untuk ruang tenant komersial.
Hingga saat ini minat masyarakat untuk mengisi tenant di rest area sepanjangJalan tol trans Sumatera juga semakin besar.
Hal ini sejalan dengan pula dengan komitmen Hutama Karya selaku pengelola tol memaksimalkan potensi sekitar wilayah jalan tol trans Sumatera melalui UMKM.
“Hutama Karya terbuka untuk kerjasama di seluruh rest area yang sudah beroperasi yang harapannya dukungan dari Hutama Karya terhadap masyarakat setempat dan pengusaha lokal dapat mendorong perkembangan perekonomian di kawasan tersebut,” imbuh Koentjoro.
Rest area di sepanjang jalan tol Sumatera telah mengakomodir 80% pelaku Usaha Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
PT Hutama Karya selaku pengembang jalan tol trans Sumatera juga memastikan bahwa rest area di seluruh jalan tol yang dikelola memenuhi spesifikasi Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan kriteria yang berlaku di jalan tol.
“Rest area kami cukup nyaman yang dilengkapi dengan dengan tempat parkir yang luas, toilet yang memadai, musholla, SPBU, SPKLU, minimarket, restoran, bengkel hingga tenant UMKM,” ujar Koentjoro,
Hutama Karya kata Koentjoro tetap berkomitmen untuk melibatkan peran masyarakat setempat dan pengusaha lokal dalam pengelolaan rest area. Harapannya kehadiran rest area bisa membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar rest area.
Selain itu, rest area juga dibangun dengan desain konsep kearifan lokal.
Contohnya rest area yang berada di Ruas Bakauheni - Terbanggi Besar dan Ruas Terbanggi Besar - Pematang Panggang - Kayu Agung. Dimana bangunannya terinspirasi dari ikon kota lampung, Menara Siger Lampung dan Rumah Adat Lampung.
Konsep ini tidak terlepas dari komitmen untuk mengedepankan dan melestarikan bangunan-bangunan tradisional khas Indonesia.
Hutama Karya juga elakukan koordinasi dengan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) dan Pemerintah setempat khususnya Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah untuk menyediakan tenant khusus kerajinan Dekranasda.
Tenant Dekranasda diharapkan bisa menjual hasil pengrajin lokal. “Saat ini, program yang sudah berlangsung ada pada Provinsi Lampung yang bekerjasama dengan Dekranasda Provinsi Lampung,” jelas Koentjoro.
Tenant yang ada diharapkan bisa mempromosikan kebudayaan dari daerah setempat serta merangkul dan bekerjasama dengan Paguyuban/Lembaga Swadaya serta mitra binaan masyarakat setempat.
PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) memastikan bahwa rest area sebagai fasilitas pendukung di seluruh jalan tol yang dikelola telah memenuhi spesifikasi Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan kriteria yang berlaku di jalan tol.
Lebih lanjut Koentjoro juga menambahkan bahwa untuk rest area yang saat ini telah beroperasi di Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang dikelola oleh Hutama Karya diantaranya yakni 12 rest area di Ruas Bakauheni – Terbanggi Besar berada di KM 20 Jalur A&B, KM 33 Jalur A&B, KM 49 Jalur A&B, KM 67 Jalur A & B, KM 87 Jalur A & B, KM 116 Jalur A & B; 9 (sembilan) rest area di Ruas Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung tepatnya di KM 163 A, KM 172 B, KM 208 A, KM 215 B, KM 234 A, KM 269 B, KM 277 A, KM 306 B, KM 311 A.
“Sementara untuk Ruas Pekanbaru – Dumai baru disediakan rest area temporary dikarenakan untuk lahan rest area permanent sebelumnya mengalami keterlambatan pembebasan lahan.
Saat ini baru terdapat 4 (empat) rest area yang berlokasi di KM 45 Jalur A, KM 65 Jalur B, KM 82 Jalur A & B yang fasilitasnya tidak kalah dengan rest area permanent yaitu meliputi SPBU, tenant UMKM, minimarket, musholla, dan lainnya,” tambahnya.
Tak hanya itu, dalam rangka mewujudkan jalan tol berkelanjutan, Hutama Karya juga berinovasi menciptakan Unit Pengolahan Sampah (UPS) dengan menggunakan media lalat ‘tentara hitam’ atau metode Black Soldier Fly (BSF) yang telah diterapkan sejak November 2022 dimana berlokasi di rest area 215 Jalur B Tol Terbanggi Besar - Pematang Panggang - Kayu Agung (Terpeka).
“Awalnya Hutama Karya mencari cara mengatasi pengelolaan sampah organik yang baik serta memiliki nilai ekonomis, akhirnya tercetuslah ide untuk menggunakan metode ini dimana hasil dari pengelolaan sampah ini dapat dimanfaatkan menjadi produk baru serta kedepannya unit pengolahan sampah ini juga dapat dimanfaatkan menjadi salah satu sarana rekreasi dan edukasi bagi pengunjung rest area,” tutur Koentjoro.
Perkembangan Jalan Tol Trans Sumatera
Terkait progresnya, Data dari Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) ada 10 ruas proyek Jalan Tol Trans Sumatera yang kini berstatus operasi dan berstatus masih tahap konstruksi.
- Tahap 1A : Tol Kayu Agung-Jakabaring (Sudah Operasi April 2020)
- Tahap 2A: Tol Jakabaring-Jalintim (Sudah Operasi January 2021)
- Seksi 2B : Tol Jalintim-Musilindas (Target Agustus 2023 Operasi)
- Seksi 3 : Tol Musilindas- Tol Betung (Target Agustus 2023 Operasi)
- Seksi 1A Tanjung Mulia-Marelan (Sudah Operasi 2021)
- Seksi 1B Helvetia-Marelan (Sudah Operasi Tahun 2019)
- Seksi II Helvetia-Sei Semayang (Sudah Operasi 2017)
- Seksi III Sei Semayang-Binjai (Sudah Operasi 2017)
- Seksi 1: Tol Tebing Tinggi - Indrapura (Target Operasi Q2)
- Seksi 2: Tol Kuala Tanjung-Indrapura (Target Operasi Q2)
- Seksi 3: Tol Tebing Tinggi-Serbelawan (Target Operasi Q2)
- Seksi 4: Tol Serbelawan-Pematang Siantar (Target Juni 2023)
- Seksi 5: Tol Pematang Siantar-Seribudolok (Setelah 2024)
- Seksi 1: Tol Padang Tiji-Seulimeum (Target Desember 2023 Operasi)
- Seksi 2: Tol Seulimeum-Jantho (Sudah Operasi Maret 2022)
- Seksi 3: Tol Jantho-Indrapuri (Sudah Operasi Feb 2021)
- Seksi 4: Tol Indrapuri-Blang Bintang (Sudah Operasi Juli 2020)
- Seksi 5: Tol Blang Bintang-Kuto Baro (Target Maret 2023 operasi)
- Seksi 6: Tol Kuto Baro-Baitussalam (Target Maret 2023 operasi)
5.Ruas Tol Indrapura-Kisaran (PT Hutama Karya)
- Tol Seksi 1&2 Indrapura-Kisaran (Target Maret 2023)
- Tol Padang-Sicincin (Target 2024)
- Seksi 1: Tol Pekanbaru-Bangkinang (Sudah Operasi January 2023)
- Seksi 2: Tol Bangkinang-Pangkalan (Target Juli 2023)
- Seksi 3: Tol Pangkalan-Sicincin (Kepalo Hilalang) (Target 2024)
- Seksi 4: Tol Padang-Sicincin (Kapalo Hilalang) Sta 0+200 (Target 2024)
- Seksi 5: Tol Padang-Sicincin (Kapalo Hilalang) sta 4+200 (Target 2024)
8.Ruas Tol Simpang Indralaya-Muara Enim (PT Hutama Karya)
- Seksi 1: Tol Simpang Indralaya-Prabumulih (Target Juni 2023)
- Seksi 2: Tol Prabumulih-Muara Enim (Setelah 2024)
- Seksi 1: Tol Lubuk Linggau-Kepahiang (Setelah 2024)
- Seksi 2: Tol Kabahiang-Taba Penanjung (Setelah 2024)
- Seksi 3: Tol Taba Penanjung-Bengkulu (Sudah Operasi Desember 2022)
- Seksi 1,2,3 : Tol Binjai-Pangkalan Brandan (Target 2023 Selesai)
- Seksi 1: Tol Binjai-Stabat (Sudah Operasi Maret 2022)
- Seksi 4: Tol Pangkalan Brandan-Kuala Simpang (Setelah 2024)
- Seksi 5: Tol Kuala Simpang-Langsa (Setelah 2024)
Kemudian 24 rest area telah aktif, semua terdapat di semua ruas jalan tol yang telah beroperasi (*)