418 Warga Lokal IKN Ikuti Pelatihan Vokasi Kompetensi Kerja Berorientasi Kewirausahaan
NUSANTARA, IKNTODAY.COM – 418 orang warga lokal di wilayah kawasan IKN di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dan Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur (Kaltim) mengikuti pelatihan vokasi dengan kompetensi kerja berorientasi kewirausahaan.
Sebanyak 418 orang warga lokal termasuk diantaranya masyarakat adat masing-masing mendapatkan pelatihan yang disiapkan oleh Otorita IKN bekerjasama dengan Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) sejumlah wilayah di Indonesia.
“Tahun ini ada 418 warga lokal yang Otorita IKN bersama BPVP sejumlah wilayah Indonesia seperti BPVP Samarinda, Semarang dan Medan,” ujar Deputi Bidang Sosial Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat (SBPM) Otorita IKN, Alimuddin melalui Direktur Pemberdayaan Masyarakat, Conrita Ermanto, kepada awak media di sela-sela pembukaan pelatihan pembuatan roti dan kue serta pelatihan membatik, Selasa (23/7) di Desa Binuang, Kecamatan Sepaku, PPU.
Ia menuturkan, per hari ini tahun 2024, Otorita IKN sudah bekerjasama dengan Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) Semarang untuk pelatihan customer services, dan BBPVP Medan, untuk kejuruan bangunan enam jenis kelas yakni welder, cabinet making, finishing semprot, pengolahan makanan, juru ukur, juru gambar dengan software. Juga Lalu di BPVP Samarinda kelas operator excavator.
“Ada 21 orang peserta warga yang Otorita IKN kirim ke BBPVP Medan mengikuti kejuruan bangunan dan delapan warga ke BBPVP Semarang. Kemudian tiga orang warga lokal di BPVP Samarinda dilatih untuk menjadi operator excavator,” sebutnya.
Sementara itu, bebernya, tahun ini juga sedang berjalan pelatihan kerjasama BPVP Samarinda untuk pelatihan pembuatan roti kue bagi 32 orang warga lokal di Desa Binuang, Sepaku PPU dan Kecamatan Muara Jawa, Kukar. Lalu pelatihan batik cap sejumlah 16 orang di Desa Tengin Baru, Sepaku dan Menjahit 16 orang di Kecamatan Muara Jawa.
“Next project kami kembali melakukan kerjasama dengan BPVP Samarinda untuk melaksanakan kegiatan pelatihan serta pendidikan tenaga pengamanan kepada 160 orang warga lokal di deliniasi IKN,” jelasnya.
Mereka itu, lanjutnya, disiapkan sebagai tenaga pengaman sejumlah kantor yang dibangun di Nusantara kelak. Selain itu, masih ada 10 kelas lagi yang akan dikerjasamakan dengan BPVP Samarinda, namun jenis kelasnya masih progress inventarisasi.
Untuk diketahui, tambahnya, pada September 2023 kemarin, Otorita IKN telah melakukan kerja sama dengan BPVP Samarinda melatih sebanyak total 96 orang peserta warga lokal mengikuti enam kelas pelatihan.
Terkait dengan kegiatan pelatihan vokasi sebanyak empat kelas kerjasama dengan BPVP Samarinda tahun 2024 ini, terangnya, merupakan tindak lanjut surat edaran Deputi Bidang Sosial Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat Otorita IKN 21 Desember 2023 kemarin, perihal pra-registrasi pelatihan kompetensi bagi masyarakat yang berada di wilayah IKN, dengan total sebanyak 795 pendaftar.
“Pelatihan ini direncanakan untuk dikerjasamakan Otorita IKN dengan Kemnaker dalam hal ini Balai Pelatihan di seluruh Indonesia, pada pelatihan Angkatan 1 di lokasi Desa Binuang terdapat empat orang masyarakat adat.
Selain ada kelas pelatihan kompetensi kerja berorientasi kewirausahaan seperti kelas membuat kue, menjahit, batik cap Otorita IKN juga menyiapkan program pelatihan kriya tradisional, seperti anyaman dan ukiran direncanakan untuk peserta dari masyarakat adat.
“Ini salah satu bentuk upaya kami dan BPVP untuk menyiapkan masyarakat lokal agar menjadi lebih mandiri dan sejahtera, meskipun kelak banyak pendatang yang datang ke IKN nantinya,” tegasnya.
Sementara itu, Sub Koordinator Bidang Pemberdayaan BPVP Samarinda, Nurjuliani membeberkan, pihaknya bersama Otorita IKN bukan hanya melatih warga bekerja di bidang industri tetapi melatih pada produktivitas, sehingga dapat meningkatkan penghasilan dan tidak memiliki beban ketika IKN hadir.
“Warga lokal IKN dan sekitarnya, harus siap bersaing dengan warga pendatang, sebab kelak banyak peluang kerja dan itu membutuhkan skill. Kami juga tidak ingin warga lokal hanya jadi penonton,” pungkasnya.(*)