NUSANTARA, IKN.TODAY.COM – Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) terus mempercepat dalam menciptakan “Kota Dunia untuk semua” yang layak huni, inklusif dan berkelanjutan.
Untuk itu, Jumat (16/2) dilaksanakan serah terima Surat Keputusan kepada Tim Asistensi Ahli Otorita IKN Bidang Transportasi dalam upaya mensukseskan pencapaian target yang telah ditanamkan dalam master plan dari perspektif transportasi.
Tim Asistensi Ahli, dipimpin oleh Ir. William Sabandar, M.Eng., Ph.D., dan Sekretaris Tim Dr. Ir. Resdiansyah, S.T., M.T., IPM, terdiri atas para ahli dari berbagai latar belakang keahlian dengan beragam perspektif sebagai perwujudan keikutsertaan para pelaku kepentingan atau stakeholders dalam proses perencanaan dan pembangunan di IKN.
Adapun, anggota Tim Asistensi Ahli diisi oleh, Tory Damantoro., M.Sc, Dr. Ir. IB Ilham Malik, S.T., M.T., IPM., ATU, Ing. Hafida Fahmiasari, S.T., M.Sc., Batari Saraswati., M.Eng., Ph.D, Prof. Ir. Erika Bukhari, M.Sc., Ph.D., Tjokorda Nirarta Samdhi., MSP., Ph.D dan Ki Darmaningtyas.
“Hadirnya Tim Asistensi Ahli Otorita IKN Bidang Transportasi guna menciptakan kebijakan pembangunan dan pengelolaan transportasi yang ideal dengan tetap memperhatikan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan,” kata Kepala Otorita IKN, Bambang Susantono.
Dalam pertemuan di Jakarta ini, Bambang juga mengumumkan langkah-langkah strategis dalam transformasi sistem transportasi di IKN.
Dijelaskan Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Otorita IKN, Silvia Halim, salah satu fokus utama dalam transformasi ini adalah peningkatan penggunaan transportasi publik dan mobilitas aktif.
"Kami memiliki target yaitu 80% perjalanan menggunakan transportasi publik dan mobilitas aktif. Ini bukan hanya tentang efisiensi, tetapi juga mengenai menciptakan kesetaraan dalam mobilitas bagi semua masyarakat." kata Silvia.
William Sabandar mengungkapkan, Tim Asistensi Ahli Bidang Transportasi memiliki Key Performance Indicators (KPI) yang akan menjadi fokus dalam mencapai target ini, termasuk aksesibilitas ke fasilitas kunci, koneksi transit yang efisien, dan pencapaian emisi bersih pada tahun 2045.
“Ketiga kerangka kebijakan, Terintegrasi, Cerdas, dan Hijau, menjadi landasan utama bagi perubahan mendalam ini." tegas William. (hime)